Monday, October 15, 2012

Kolase #16 : 23 Juli 2012. Menguli dan Mengaji.

     Salah satu program mainstream dalam KKN adalah plangisasi. Kami juga punya program ini. Sejak pagi, kami mulai menggarap sembilan plang yang akan kami pasang di rumah kepala dusun, ketua RW, ketua RT, SD, dan pelabuhan. Kayu yang kami gunakan merupakan sumbangan dari warga. Nah, ini adalah contoh lain kebaikan warga Munsang. Pagi-pagi, Bagus dan Muchtar muterin dusun buat cari kayu. Mereka lihat ada tumpukan kayu di halaman belakang rumah warga. Meskipun ngga tau dan ngga kenal pemilik rumah, mereka nekat menyapa si ibu pemilik rumah. Setelah berkenalan, mulailah mereka bermanis-manis mengutarakan kalau lagi butuh kayu untuk bikin plang. Si ibu pun dengan murah hati mengatakan, "Ambil lah," dengan logat Melayu yang khas. Lebih dari lima batang kayu dihibahkan pada kami. Tidak cuma diberi kayu, si ibu pun meminjamkan perkakas tukang pada kami. Baiknya :')
    Dua jempol untuk para lelaki geng Munsang yang dengan gagahnya menggergaji kayu-kayu tebal itu meskipun sedang puasa dan panas terik :D
      Menjelang siang, saya dan Zidan berboncengan ke basecamp di Sungai Padang untuk keperluan syuting yang dikoordinasi Soyek. Sampai sana, ternyata Soyek masih tidur dan belum mandi -____-. Meskipun pada akhirnya gambar yang kami dapatkan hari itu gagal tayang karena satu dan lain hal, tapi unit kami berhasil merampungkan video pariwisata Desa Sungai Padang. Silakan disimak :D





     Sorenya, kami ada program MTQ week. Tempatnya di TPA samping rumah. Rame banget setiap sore. Pada hari itu, diselenggarakan lomba adzan. Pak Ustadz Sutarman bercerita kalau setiap tahun ada wisuda khataman quran di kabupaten. Whoa keren. Menurut saya, anak-anak di sini terlihat lebih relijius daripada kalangan bapak-ibu. TPA selalu ramai dan pakaian para santri ini bagus-bagus. Beda banget sama kondisi masjid yang hanya ramai saat tarawih, itu pun lebih didominasi anak-anak daripada ibu-ibu. Selain itu, masjid depan rumah sering jadi tempat tinggal sementara sekelompok pria berjubah putih yang datang dari Jawa. Sayangnya, saya ngga sempat ngobrol dengan salah satu dari mereka, jadi ngga tau banyak. Biasanya, mereka tinggal di masjid selama satu minggu lalu melanjutkan perjalanan.

Love,



No comments:

Post a Comment