Saturday, October 27, 2012

Rumah Sederhana Bercat Ungu


rumah sederhana di depan masjid dusun
halaman dengan kursi kayu di bawah pohon kelapa
kita sering duduk di sana
kadang berbincang
atau mencari sinyal
ah, tentu dengan gelas di tangan
berharap gelas kaca itu bisa menambah segaris sinyal di layar.
di ruang televisi, kita pertama kali duduk bersama dengan tuan rumah
orang yang pada akhirnya kita panggil Babe
panggilan yang masih kita gunakan sampai kita pulang
sampai kapanpun.

ada pula ruang tengah
barang-barang kita berserakan
kalian berempat tidur di sini
kadang malah kita berenam,
kalau ada tokek yang iseng muncul di kamar saya dan Kiki
reptil kecil ini membuat kita lemah ya?
kita malah pernah minta tolong pada Aldi, bocah kelas 6, untuk mengusir hewan ini
kebahagiaan-kebahagiaan kecil muncul di ruangan ini
bermain game sepak bola yang tidak saya mengerti
karaoke dari pagi
entah lagu Tak Pernah Padam - Sandy Sandhoro
atau Sabtu Minggu - Sandy
bisa juga membuat video bodoh dan memalukan yang tidak ingin kita ingat lagi.

ruangan favorit saya adalah ruang makan
lima kursi di meja makan untuk kita berenam
pertama kali saya membuka tudung saji,
tak ada apapun di dalamnya
meja itu berdebu
setelah beberapa hari, ruangan ini hidup lagi
saya menemukan ritual baru
kita menemukan ritual baru
berkumpul di meja makan
masing-masing dari kita tidak ada yang punya kebiasaan ini kan?
kita duduk di ruangan ini
tak hanya makan,
kadang bercerita,
tertawa,
bingung,
mengeluh,
bermimpi,
mengejek,
berdebat,
meskipun itu hanya skenario
saya sungguh rindu
ritual kita di meja makan
di rumah bercat ungu.


penuh rindu,



No comments:

Post a Comment