Thursday, October 25, 2012

Kolase #30 : 9 Agustus 2012. Tanjung Tinggi Bukan Cuma Mimpi.

Pagi-pagi, saya dan Bagus menjadi salah satu personel perogram penyuluhan wirausaha di SMP N 4 Sijuk. Program ini merupakan program terakhir kami di sekolah ini. Selain saya dan Bagus ada pula Diba, Bryan, Pulung, Esti, Radit, dan Fitri. Sasaran kami adalah para siswa kelas IX. Intinya sih mereka kami ajak berimajinasi. Kami menampilkan foto-foto Tanjung Tinggi, Pulau Lengkuas, Batu Bedhil, serta Danau Kaolin. Lalu kami bertanya, “Kalau kalian punya uang, mau kalian apakan tempat-tempat ini?” Misalnya, seorang siswa ada yang menulis “saya ingin di Batu Bhedil itu menjadi tempat wisata yang dikenal semua orang, ada hotel, ada permainan, kebun binatang, ada tempat makan.” Saat saya melihat papan cita-cita di belakang kelas, ada empat carik kertas bertuliskan “wirausaha”. Setidaknya ada empat anak yang memang sudah berkeinginan menjadi wirausaha. Semoga tercapai ya J



Nah karena satu-satunya agenda program sudah kelar, saya pun nongkrong di basecamp. Biasa, temu kangen sama Diba hahaha. Saya sengaja ngga balik ke Munsang karena sore nanti subunit Soyek mau ke Batu Bedhil untuk pasang plang. Saya jelas tertarik bantuin karena belum pernah ke pantai ini hahaha. Diba juga nunggu sore untuk ikutan. Nah, di tengah keseloan ini, tetiba terlintas ide. Criiiing! Ke Tanjung Tinggi yuk!


Setelah sebulan di sini, kami belum sempat ke Tanjung Tinggi. Beberapa hari sebelumnya saya sempat nyaris ke Tanjung Tinggi bersama Diyan dan Kiki. Nyaris lho ya, nyaris. Awalnya kami bertiga boncengan naik motor matic untuk beli takjil di simpang Sijuk. Bertiga. Catet. Eh malah keterusan mau ngabuburit di pantai hahahaha. Tapi berhubung kami ngga tau jalan, jadilah cuma mampir ke pantai entah apa namanya terus duduk-duduk bego di kursi kayu yang udah reyot. Duduk bengong, jalan-jalan ngga jelas di pantai, mikir-mikir sebenernya kita ada di mana. Yah tapi lumayan lah ya ke pantai lagi dan cuma kami bertiga di pantai itu hahahaha.
Kegagalan ke Tanjung Tinggi kemarin membuat saya semangat ngajakin Diba ke Tanjung Tinggi. Diba pun mengiyakan dan mengajak saya ke rumah seorang warga untuk pinjam motor. Motor pinjaman pun didapat J. Saya sebenernya udah kode-kode ke Zidan, ngajakin pergi. Tapi, yang bersangkutan malah sibuk main PES. Yasud, saya dan Diba cuss ke Munsang untuk ngajakin Kiki. Eh, si Kiki malah males karena kami ngajakinnya jam dua siang. Panas, katanya. Keesokan harinya dia menyesal saat saya pamer foto-foto hahahaha.
Sebelum ke Tanjung Tinggi, kami mampir ke bekas tambang dulu. Diba belum pernah ke kulong soalnya. Lalu, kami melanjutkan perjalanan ke Kelenteng Sijuk. Tak berapa lama, kami berhenti di pantai indah yang tak bernama dan terletak di bawah jembatan. Keren banget tempatnya. Kami menyebutnya pantai muara, karena airnya berasal dari sungai. Kayanya sih bisa nyeberang sungai ini, tapi kami mengurungkan niat karena ngga prepared. Kami beruntung bisa main ke sini karena kadang airnya pasang, jadi pantainya tidak terlihat.

bukan danau, tapi bekas tambang

Kelenteng Sijuk, berdiri sejak 1817
pantai muara
pengen banget ke seberang :9

Pemberhentian selajutnya adalah pondokan unit KKN-nya Nadhia, seorang awak EQ juga, yang berlokasi di Tanjung Tinggi. Kami menemui Nadhia di galeri desa dan bercakap-cakap dengan tuan rumah. Ternyata bapak ini kenal sama Babe Sapar! Induk semang saya eksis hehehe.
Setelah numpang sholat ashar di pondokan Nadhia, saya dan Diba pamit untuk jelajah pantai. Kami berhenti di pantai errrr saya ngga tau namanya pantai apa haha. Pantai ini persis sebelum Pantai Laskar Pelangi. Ada beberapa kapal nelayan yang sedang merapat. Karakteristik pantai ini adalah batu granit yang datar, menyembul di permukaan air. Kami pun lanjut ke Pantai Laskar Pelangi. Nah batu granit tinggi dan berukuran tak lazim ada di sepanjang pantai. Belum lagi warna airnya yang turquoise-biru muda-biru tua sungguh memanjakan mata. Pasir putihnya yang begitu lembut. Airnya juga sangat jernih. Ombaknya tenang, asyik banget buat renang.

tetangga pantai laskar pelangi
pantai laskar pelangi

Kebetulan kami datang tepat di saat-saat menjelang senja, jadi kami menyusuri pantai dan menemukan satu spot sempurna untuk melihat matahari terbenam. It was the most beautiful sunset that i’ve ever seen. The shape, the light, the tone, the place, no cloud. Destinasi impian, momen favorit, dan sahabat terdekat. Rasanya seperti mimpi.
Di Tanjung Tinggi ada banyak warung yang menjual seafood. Kami buka puasa di salah satu warung dan memesan es kelapa muda (saya kapok beli es jeruk di Belitong karena jeruknya ngga disaring dulu, jadi biji jeruknya ya masuk ke gelas). Saat menunggu pesanan, tetiba ada seorang ibu yang memberi kami es sirup pisang susu dan semangka segar! Padahal baru ketemu ya di warung itu. Baik banget :'''))). Ngga berlebihan kan kalau saya bilang orang Belitong itu baik-baik?  J






Di Tanjung Tinggi ada banyak warung yang menjual seafood. Kami buka puasa di salah satu warung dan memesan es kelapa muda (saya kapok beli es jeruk di Belitong karena jeruknya ngga disaring dulu, jadi biji jeruknya ya masuk ke gelas). Saat menunggu pesanan, tetiba ada seorang ibu yang memberi kami es sirup pisang susu dan semangka segar! Padahal baru ketemu ya di warung itu. Baik banget :'''))). Ngga berlebihan kan kalau saya bilang orang Belitong itu baik-baik?  J


Love,




No comments:

Post a Comment