Thursday, October 25, 2012

Kolase #33 : 12 Agustus 2012. Menuju Timur!


Hari ini kami foto keluarga Munsang dan ke belahan lain Pulau Belitung, yaitu Belitung Timur (Beltim), mantan daerahnya Ahok. Kali ini kami mengajak beberapa pemuda Sungai Padang untuk turut serta. Bermodalkan dua mobil pinjaman dari Pelindo dan satu bus pinjaman dari Pemkab, berangkatlah kami ke Beltim. Boi, Beltim itu jauh. Butuh empat jam untuk sampai ke sana.

:')

Destinasi pertama adalah Bendungan Pice. Konon tempat ini jadi salah satu lokasi syuting film Sang Pemimpi. Saya bukan penggemar berat tetralogi Laskar Pelangi maupun kedua filmnya, jadi awalnya sempat bingung kenapa kita harus jauh-jauh berkendara untuk lihat bendungan. 

sejauh mata memandang
Alfan nyeburin anak orang -___-


Destinasi selanjutnya adalah rumah Bu Muslimah, guru para bocah-bocah Laskar Pelangi. Tadinya kami tidak berencana ke sini, tapi saat sholat dzuhur kami secara kebetulan bertemu kakak Bu Muslimah dan tetiba diputuskan untuk mengunjungi beliau. Beliau orangnya bersahaja dan ramah. Beliau juga mengutarakan kebanggaannya pada Andrea Hirata.


original cast Laskar Pelangi


Tujuan berikutnya adalah replika SD Muhammadiyah Gantong atau SD Laskar Pelangi. Ya, hanya replika, bangunan aslinya sudah direnovasi. Lokasi aslinya juga bukan di bukit pasir nan panas ini.



Perjalanan dilanjutkan ke Pantai Lalang. Bisa diibaratkan pantai ini adalah pantai selatan-nya Jogja, sedangkan pantai di Tanjung Tinggi dan Tanjung Kelayang adalah pantai di pesisir Gunung Kidul. Pasirnya sih putih, tapi kotor dan air lautnya coklat plus ombaknya besar.



Bukit Samak atau Bukit A1 menjadi tujuan selanjutnya. Di sini bisa lihat laut dan ada beberapa toko oleh-oleh. Tapi di sini saya cuma ngobrol-ngobrol, agak krik-krik gitu tempatnya. Harga oleh-oleh di sini juga lebih mahal.


Warung kopi Manggar menjadi pelabuhan terakhir hari ini. Sebenernya kami ke Beltim gegara para lelaki ngebet minum kopi Manggar -_____-. Secangkir kopi hitam harganya empat ribu rupiah, sedangkan kopi susu harganya enam ribu rupiah. Sayangnya warung kopi tidak menjual kopi bubuk yang kemasan untuk oleh-oleh, harus ke toko kelontong gitu.



foto 1, 4, 5, 10 : Zidan | foto 2, 3, 12 : Pulung

Perjalanan panjang ini membuat saya sadar. Ngga mungkin banget bocah-bocah Laskar Pelangi beneran main-main di Tanjung Tinggi kaya di film, wong dari sekolah mereka ke pantai ini jauhnya masya allah. Namanya juga film.


Love,



No comments:

Post a Comment