Sore
ini, unit kami (minus Alfan yang lagi sakit) diajak berbuka puasa bersama mitra
kami, PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia). GM (General Manager) Pelindo Tanjung
Pandan adalah alumni FEB UGM, namanya Pak Iqbal. Beliau banyak membantu dan
mendukung kami selama di sini. Kali ini, kami diajak ke Bukit Paremon (tadinya saya
pikir Paramount hahaha). Saya jelas excited. Ternyata Belitong tak
melulu ke pantai J.
Pak GM Pelindo |
Bermodalkan mobil
pinjaman Pak Kades, kami menemui rombongan Pelindo di daerah Air Selumar. Kemudian,
kami menuju Bukit Paremon yang masih berada di wilayah itu. Pak Iqbal ternyata juga
mengajak juru kunci Bukit Paremon. Tampilan beliau ranger sejati, boi! Begitu
keluar mobil, saya kaget. Ternyata bukit ini ya beneran bukit. Hutannya lebat
dan harus melewati jalan setapak. Pantas Pak GM bawa juru kunci.
ngga di pantai, ngga di hutan, tetep aja ada granit raksasa |
lupa namanya pohon apa. macam redwood gitu, tinggi :O |
photoboom by Radit -_- |
dia namanya Adith hihi |
Hampir kehabisan nafas
juga sih 40 menit trekking. Begitu sampai di puncak, sejauh mata
memandang cuma ada warna hijau. Tapi kalo pake teropong, bisa lihat ada
lubang-lubang yang mana tambang timah. Jadi, jangan samakan tempat ini kaya
Bukit Bintang di Gunung Kidul. Beda, boi. Langit sore itu berawan, jadi ngga
bisa lihat sunset dari puncak bukit. Tapi dari kejauhan, bisa liat kalo
daerah Tanjung Kelayang lagi diguyur hujan.
di ketinggian sekian mpdl dan kemiringan sekian derajat |
Pulung dan Radit. enough said. |
mine and my partner's |
foto 2, 4, 5, 7, 9 : kamera Zidan
Tadinya saya pikir mau
buka puasa di atas bukit, tapi setelah dipikir-pikir keburu gelap pas turun. Setelah
satu jam di puncak, kami bergegas turun. Andreas, salah satu anak unit,
beberapa kali mematahkan batang pohon yang dia jadikan pegangan saat turun.
Subhanallah. Turun memang lebih cepat daripada saat naik,
tapi jalurnya lebih licin. Rawan kepleset. Untung Mami Fitri nyuruh saya ganti
pake sneakers pas jemput di Munsang, makasih mami :3.
Sesampainya di bawah,
kami langsung gelar lapak. Minuman utamanya adalah sarang burung, minuman
populer di Belitong yang diimpor dari Malaysia. Ada juga martabak (sayangnya
bukan martabak ketan. Ah jadi pengen kan :9), kroket, dan jajanan lainnya.
Siapa bilang Belitong
cuma punya pantai? J
Love,
ini salah satu part terbaik menurut saya ;)
ReplyDelete