Thursday, October 25, 2012

Kolase #32 : 11 Agustus 2012. Bukit Belitong.


            Sore ini, unit kami (minus Alfan yang lagi sakit) diajak berbuka puasa bersama mitra kami, PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia). GM (General Manager) Pelindo Tanjung Pandan adalah alumni FEB UGM, namanya Pak Iqbal. Beliau banyak membantu dan mendukung kami selama di sini. Kali ini, kami diajak ke Bukit Paremon (tadinya saya pikir Paramount hahaha). Saya jelas excited. Ternyata Belitong tak melulu ke pantai J.

Pak GM Pelindo
Bermodalkan mobil pinjaman Pak Kades, kami menemui rombongan Pelindo di daerah Air Selumar. Kemudian, kami menuju Bukit Paremon yang masih berada di wilayah itu. Pak Iqbal ternyata juga mengajak juru kunci Bukit Paremon. Tampilan beliau ranger sejati, boi! Begitu keluar mobil, saya kaget. Ternyata bukit ini ya beneran bukit. Hutannya lebat dan harus melewati jalan setapak. Pantas Pak GM bawa juru kunci.

ngga di pantai, ngga di hutan, tetep aja ada granit raksasa

lupa namanya pohon apa. macam redwood  gitu, tinggi :O
photoboom by Radit -_-

dia namanya Adith hihi
Hampir kehabisan nafas juga sih 40 menit trekking. Begitu sampai di puncak, sejauh mata memandang cuma ada warna hijau. Tapi kalo pake teropong, bisa lihat ada lubang-lubang yang mana tambang timah. Jadi, jangan samakan tempat ini kaya Bukit Bintang di Gunung Kidul. Beda, boi. Langit sore itu berawan, jadi ngga bisa lihat sunset dari puncak bukit. Tapi dari kejauhan, bisa liat kalo daerah Tanjung Kelayang lagi diguyur hujan.

di ketinggian sekian mpdl dan kemiringan sekian derajat


Pulung dan Radit. enough said.


mine and my partner's


foto 2, 4, 5, 7, 9 : kamera Zidan

Tadinya saya pikir mau buka puasa di atas bukit, tapi setelah dipikir-pikir keburu gelap pas turun. Setelah satu jam di puncak, kami bergegas turun. Andreas, salah satu anak unit, beberapa kali mematahkan batang pohon yang dia jadikan pegangan saat turun. Subhanallah. Turun memang lebih cepat daripada saat naik, tapi jalurnya lebih licin. Rawan kepleset. Untung Mami Fitri nyuruh saya ganti pake sneakers pas jemput di Munsang, makasih mami :3.
Sesampainya di bawah, kami langsung gelar lapak. Minuman utamanya adalah sarang burung, minuman populer di Belitong yang diimpor dari Malaysia. Ada juga martabak (sayangnya bukan martabak ketan. Ah jadi pengen kan :9), kroket, dan jajanan lainnya.
Siapa bilang Belitong cuma punya pantai? J
   
P.S. Pulang dari bukit, saya makan malam dengan mi Belitong yang bernama Pampi. Saya sih ngga rekomen buat nyobain ini.


Love,



1 comment: