Tiga hari terakhir di
Belitong. Sebulan yang lalu saya nangis karena kangen rumah. Malam ini saya
nangis karena harus pulang. Entah gimana caranya saya harus balik lagi ke sini.
Pagi-pagi kami sudah
disuguhi drama percintaannya Zidan. Dia pamit berangkat ke bandara buat ketemu
pacarnya yang mau balik Jogja. Mereka berdua KKN di pulau yang sama, tapi
terpisahkan jarak dan akses kendaraan. Makanya Zidan pengen ketemu dan
mengantar pacarnya ini. Kyaaa Zidan kyaaa :3
Agenda hari ini adalah
beli oleh-oleh dan malam perpisahan dengan warga Munsang. Setelah dapat motor
pinjaman dari warga, saya, Akbar, Kiki, dan Bagus berangkat ke Tanjung Pandan. Di
perjalanan, sempat terjadi insiden helm terbang di sekitar Air Selumar hahaha.
Saya masih ngakak kalo inget kejadian ini. Saking ngebutnya di Bagus, helm yang
dia pakai terbang dan menggelinding entah ke mana. Akbar menghentikan motor dan
kami membantu Bagus-Kiki mencari helm Sonic the Hedgehog yang hilang. Helm itu
akhirnya berhasil saya temukan di .... kubangan air. Begitu helm saya ambil,
air mengucur deras dari dalam helm. Bagus speechless. Kami bertiga ngakak. Bagus
jelas ogah pake helm basah yang habis jatuh di air kotor. Kalau mau balik ke
Munsang juga udah jauh. Nekat, kami mau pinjem helm dari warga sekitar daerah
ini. Kami berhenti di sebuah warung dan beli bensin eceran. Saat bertemu bapak
pemilik warung, Bagus memperkenalkan diri kemudian menjelaskan secara singkat
dan minta tolong buat pinjem helm. Gini deh, sebelumnya belum pernah kenal,
terus tetiba pinjem helm. Tapi dasarnya orang Belitong emang baik-baik, si
bapak berbaik hati meminjamkan helmnya. Beliau bahkan berkata, “Oh kalian yang
di rumah Pak Sap ya?”. “Iya pak, kami tinggal di rumah Pak Sapar. Bapak kenal?”
“Saya ngga kenal, cuma dengar-dengar aja.” Meskipun beda desa, berita tentang
KKN kami terdengar sampai sini loh.
rumah adat Belitong. saya ngga sempat ke sini :( |
oleh-oleh di Toko Keluarga Oke |
Masalah helm selesai, kami
menuju Salon Photo untuk cetak foto keluarga sekaligus beli pigura. Di tempat
ini kami janjian dengan seorang guide yang akan menemani kami beli
oleh-oleh. Tujuan selanjutnya adalah Outlet. Toko ini menjual segala oleh-oleh
seperti kaos, gantungan kunci, tas, dll. Harganya jauh lebih murah dari harga
toko souvenir di Bukit Samak maupun Galeri KUMKM, bisa hemat sampai 20.000
rupiah. Suvenir dari yang murah sampai yang mahal bisa dibeli di sini. Beruntung,
karena kami bawa guide, kami dapat diskon hehehe. Setelah itu kami
menuju Toko Kerupuk Keluarga. Nah tempat ini adalah pusat oleh-oleh makanan
khas Belitong. Kami bertemu dengan pemilik toko dan beliau mempersilakan kami
untuk melihat proses pembuatan kerupuk di belakang toko. Makanan yang dijual
tidak cuma kerupuk, tapi juga ada kopi Manggar, belacan, makanan ringan, dll. Harga
lebih murah dibanding beli di Galeri KUMKM. Beli oleh-oleh sudah selesai. Kami berpisah
dengan guide dan menuju Puncak Swalayan untuk cari baju buat Babe dan kedua
anaknya, Agil dan Tari. Kami belum pernah menemukan swalayan waralaba di
Belitong. Puncak ini ya bisa dibilang sebagai mall-nya Tanjung Pandan. Di
sini tidak ada mall, apalagi bioskop. Sebelum sore, kami sudah dalam
perjalanan pulang ke Munsang.
foto 3, 4, 5 : Pulung | foto 6 : Zidan
Seusai tarawih, warga
mulai memadati lapangan bulu tangkis. Kami mengadakan pamitan, penyerahan
hadiah lomba, dan nonton bareng. Dusun Munsang ini melebihi ekspektasi saya. Sebelum
berangkat, Munsang di mata anak-anak unit adalah tempat yang suram. Harus mandi
dan nyuci di sungai, ada buaya, dan segala kesulitan lainnya. Saya sudah pasrah
dan siap tempur untuk hidup susah. Kenyataannya, Munsang malah jadi oase bagi
kami dan anak-anak subunit lain. Semoga tahun depan ada adik-adik yang juga
merasa beruntung karena bisa tinggal dan mengenal dusun ini secara lebih dekat J.
Love,
No comments:
Post a Comment