Friday, October 26, 2012

Kolase #34 : 13 Agustus 2012. Pamit Pulang.


Tiga hari terakhir di Belitong. Sebulan yang lalu saya nangis karena kangen rumah. Malam ini saya nangis karena harus pulang. Entah gimana caranya saya harus balik lagi ke sini.
Pagi-pagi kami sudah disuguhi drama percintaannya Zidan. Dia pamit berangkat ke bandara buat ketemu pacarnya yang mau balik Jogja. Mereka berdua KKN di pulau yang sama, tapi terpisahkan jarak dan akses kendaraan. Makanya Zidan pengen ketemu dan mengantar pacarnya ini. Kyaaa Zidan kyaaa :3
Agenda hari ini adalah beli oleh-oleh dan malam perpisahan dengan warga Munsang. Setelah dapat motor pinjaman dari warga, saya, Akbar, Kiki, dan Bagus berangkat ke Tanjung Pandan. Di perjalanan, sempat terjadi insiden helm terbang di sekitar Air Selumar hahaha. Saya masih ngakak kalo inget kejadian ini. Saking ngebutnya di Bagus, helm yang dia pakai terbang dan menggelinding entah ke mana. Akbar menghentikan motor dan kami membantu Bagus-Kiki mencari helm Sonic the Hedgehog yang hilang. Helm itu akhirnya berhasil saya temukan di .... kubangan air. Begitu helm saya ambil, air mengucur deras dari dalam helm. Bagus speechless. Kami bertiga ngakak. Bagus jelas ogah pake helm basah yang habis jatuh di air kotor. Kalau mau balik ke Munsang juga udah jauh. Nekat, kami mau pinjem helm dari warga sekitar daerah ini. Kami berhenti di sebuah warung dan beli bensin eceran. Saat bertemu bapak pemilik warung, Bagus memperkenalkan diri kemudian menjelaskan secara singkat dan minta tolong buat pinjem helm. Gini deh, sebelumnya belum pernah kenal, terus tetiba pinjem helm. Tapi dasarnya orang Belitong emang baik-baik, si bapak berbaik hati meminjamkan helmnya. Beliau bahkan berkata, “Oh kalian yang di rumah Pak Sap ya?”. “Iya pak, kami tinggal di rumah Pak Sapar. Bapak kenal?” “Saya ngga kenal, cuma dengar-dengar aja.” Meskipun beda desa, berita tentang KKN kami terdengar sampai sini loh.



rumah adat Belitong. saya ngga sempat ke sini :(



oleh-oleh di Toko Keluarga Oke

Masalah helm selesai, kami menuju Salon Photo untuk cetak foto keluarga sekaligus beli pigura. Di tempat ini kami janjian dengan seorang guide yang akan menemani kami beli oleh-oleh. Tujuan selanjutnya adalah Outlet. Toko ini menjual segala oleh-oleh seperti kaos, gantungan kunci, tas, dll. Harganya jauh lebih murah dari harga toko souvenir di Bukit Samak maupun Galeri KUMKM, bisa hemat sampai 20.000 rupiah. Suvenir dari yang murah sampai yang mahal bisa dibeli di sini. Beruntung, karena kami bawa guide, kami dapat diskon hehehe. Setelah itu kami menuju Toko Kerupuk Keluarga. Nah tempat ini adalah pusat oleh-oleh makanan khas Belitong. Kami bertemu dengan pemilik toko dan beliau mempersilakan kami untuk melihat proses pembuatan kerupuk di belakang toko. Makanan yang dijual tidak cuma kerupuk, tapi juga ada kopi Manggar, belacan, makanan ringan, dll. Harga lebih murah dibanding beli di Galeri KUMKM. Beli oleh-oleh sudah selesai. Kami berpisah dengan guide dan menuju Puncak Swalayan untuk cari baju buat Babe dan kedua anaknya, Agil dan Tari. Kami belum pernah menemukan swalayan waralaba di Belitong. Puncak ini ya bisa dibilang sebagai mall-nya Tanjung Pandan. Di sini tidak ada mall, apalagi bioskop. Sebelum sore, kami sudah dalam perjalanan pulang ke Munsang.


foto 3, 4, 5 : Pulung | foto 6 : Zidan

Seusai tarawih, warga mulai memadati lapangan bulu tangkis. Kami mengadakan pamitan, penyerahan hadiah lomba, dan nonton bareng. Dusun Munsang ini melebihi ekspektasi saya. Sebelum berangkat, Munsang di mata anak-anak unit adalah tempat yang suram. Harus mandi dan nyuci di sungai, ada buaya, dan segala kesulitan lainnya. Saya sudah pasrah dan siap tempur untuk hidup susah. Kenyataannya, Munsang malah jadi oase bagi kami dan anak-anak subunit lain. Semoga tahun depan ada adik-adik yang juga merasa beruntung karena bisa tinggal dan mengenal dusun ini secara lebih dekat J.


Love,



No comments:

Post a Comment