Sunday, February 03, 2013

Quality Time: Good Friends, Dearest Ocean, Beloved Sunset.

Petualangan pertama kita berempat terjadi hampir setengah tahun yang lalu, di sebuah pulau di selatan Selat Karimata, tak ketinggalan menyambangi mercusuar berumur lebih dari seratus tahun yang tersohor. Saat itu kita bersama 21 teman lainnya, bersemangat menjelajahi tempat baru dengan energi yang menggebu. Beberapa hari yang lalu, satu mercusuar lagi kita datangi, tapi kali ini letaknya di pesisir Jogja. Menggeber motor kita jauh ke selatan, sampai badan kita pegal-pegal. Membelah jalan aspal di tengah cuaca terik dan melewati sawah-sawah yang menghijau. Kita berempat tak ada yang tau jalan ke sana, hanya mengandalkan hasil pencarianku di Google dan plang penunjuk jalan. Akhirnya mercusuar mulai tampak dari kejauhan. Kita tidak salah jalan. Untunglah, kalau kita tersesat maka rusak sudah rencana kita melepaskan diri dari kepenatan. 

dibangun tahun 1998. tinggi 40 m. terdiri dari 8 lantai. masih aktif sampai sekarang.
Motor kita parkirkan di pondok bambu milik seorang nenek yang menyambut kita dengan ramah, lalu kita berjalan melewati pagar mercusuar dan dihampiri seorang penjaga. Sambil berbasa-basi, ia membukakan pintu mercusuar yang didirikan tahun 1998 ini. Tingginya 40 meter dengan 8 lantai. Konstruksinya jauh lebih kokoh daripada mercusuar Lengkuas, namun sayang lebih kotor dan baunya menyengat. Sayang, Kiki mendadak menyadari bahwa dia takut ketinggian. Hanya tiga dari kita yang melanjutkan perjalanan ke puncak mercusuar, pun dengan formasi yang sama seperti tahun lalu.
Pemandangan di depan mata sangat mempesona. Pepohonan hijau, kebun buah naga, kolam PLTA, tebing karang di kejauhan, serta lautan yang berwarna coklat, biru tua, dan biru muda. Angle baru ini membuatku sadar bahwa pasir hitam dan laut selatan bisa menjadi begitu cantik.

sepadan dengan perjuangan naik ke atas.
panel tenaga surya yang menyalakan lampu suar saat malam.
Diba - Radit - Ana. Trio yang sama saat ke puncak mercusuar Lengkuas.
bersama Kiki yang menunggu di lantai dasar  mercusuar karena takut ketinggian.

Puas memandangi laut selatan dari ketinggian 40 meter, perjalanan kita lanjutkan ke pantai sebelah yang terkenal karena rerimbunan cemaranya. Hari itu tak banyak aktivitas yang berlangsung di pondok-pondok makan di sekitar pantai, kita memang sengaja kemari saat hari kerja. Setelah memarkirkan kendaraan bersama jajaran motor lainnya, kita mengambil air wudhu dan menunaikan sholat di mushola. Meskipun hari kerja, air bersih tetap mengalir. Sayangnya perjalanan kita ke bibir pantai diiringi dengan sampah di sepanjang jalan, bahkan makin banyak sampah sesampainya di pinggir pantai. Tong-tong sampah yang disediakan hanya dipandang sebelah mata. Sangat disayangkan. 


till we meet again



Selain mercusuar dan rerimbunan cemara, piknik kita hari itu turut diisi oleh matahari terbenam. Senja pertamaku di pinggir pantai tahun ini. Apa kalian ingat, kita pernah memandangi senja seperti ini tahun lalu, di salah satu pantai di pulau seberang. Menghabiskan waktu bersama kalian sungguh menyenangkan. Memperbincangkan banyak hal, mulai dari perasaan hingga cat aspal. Mungkin tidak semua masalah terlupakan, hanya saja bisa berada di tempat yang lebih aduhai untuk memikirkan. Bagaimanapun, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk mengeksplorasi sesuatu yang baru. Bersama. Sampai jumpa di piknik selanjutnya. J


Love,

2 comments:

  1. same post here ana, hahaha
    http://dibadibu.tumblr.com/post/42188024552/kabur-dari-kota-yogyakarta-menuju-selatan-mendaki
    :3

    ReplyDelete
  2. Wow, these photos are beautiful. Looks like a relaxing place.
    Jillian - http://epic-thread.blogspot.com

    ReplyDelete