Showing posts with label Belitong. Show all posts
Showing posts with label Belitong. Show all posts

Friday, October 26, 2012

Kolase #37 : 16 Agustus 2012. Epilog.


Destinasi terakhir di Belitong: Bandara H.A.S. Hanandjoeddin.




Tanpa banyak kata, saya hanya bergumam dalam hati. Suatu saat akan kembali lagi.




gemerlap kota yang tidak saya rindukan

Love,



Kolase #36 : 15 Agustus 2012. Jalan-Jalan Terakhir.

Packing sudah selesai. Pagi-pagi saya ikut ke kota untuk mengantar Muchtar dan Adith yang pulang duluan ke Sumatera naik kapal. Sekalian saya mau paketin karpet dan lampu emergency, plus printer Akbar. Pak Kades lagi-lagi berbaik hati meminjamkan mobil, jadi saya, Radit, Zidan, Bagus, Muchtar, dan Adith berangkat ke Tanjun Pandan beramai-ramai.
Saya salut banget sama pelabuhan Tanjung Pandan. Pelabuhan ini kecil, tapi lebih manusiawi daripada Tanjung Priok. Jauuuuuuh lebih manusiawi. Pelabuhan Tanjung Pandan cuma sekitar sepertiga luas Tanjung Priok, tapi pelabuhan ini menyediakan ruang tunggu yang nyaman, ada kanopi di dermaga, ruangan khusus ibu menyusui, toilet bersih, dan ruang VIP. Fasilitas pelabuhan ini lebih juara dari Priok. Begitu datang, petugas keamanan dengan ramah menyapa dan menanyakan kapentingan kami. Beda banget sama di Priok. Kami sehari semalam di sana mana ada ketemu petugas. Di sini kami bertemu lagi dengan Bang Jimmy, seorang rombongan yang ikut ke Bukit Paremon. Meski lagi buru-buru, Bang Jimmy mau motoin kami berenam hahaha. Muchtar dan Adith naik kapal Express Bahari yang akan mengantar mereka ke Palembang. Kapalnya kecil, tapi cepat dan nyaman.

pelabuhan Tanjung Pandan yang ciamik

bukan di kafe, tapi di pelabuhan

Express Bahari

Kolase #35 : 14 Agustus 2012. Penutup Termanis.

Dua hari sebelum kepulangan. Kami berkumpul full team untuk foto bersama Kepala Desa dan perangkat desa di jembatan Sungai Padang. Jembatan ini nantinya akan meghubungkan desa ini dengan Belitung Timur. Kelak, perjalanan ke Beltim ngga butuh waktu empat jam lagi. Selain itu desa ini juga akan menjadi jalur penghubung Belitung dan Belitung Timur.

Subunit 3 : Eko - Fitria - Adith - Diyan - Alfan
Subunit 4 : Andreas - Wikan - Soyek - Theo - Ucha - Lucky
Subunit 2 

Kolase #34 : 13 Agustus 2012. Pamit Pulang.


Tiga hari terakhir di Belitong. Sebulan yang lalu saya nangis karena kangen rumah. Malam ini saya nangis karena harus pulang. Entah gimana caranya saya harus balik lagi ke sini.
Pagi-pagi kami sudah disuguhi drama percintaannya Zidan. Dia pamit berangkat ke bandara buat ketemu pacarnya yang mau balik Jogja. Mereka berdua KKN di pulau yang sama, tapi terpisahkan jarak dan akses kendaraan. Makanya Zidan pengen ketemu dan mengantar pacarnya ini. Kyaaa Zidan kyaaa :3
Agenda hari ini adalah beli oleh-oleh dan malam perpisahan dengan warga Munsang. Setelah dapat motor pinjaman dari warga, saya, Akbar, Kiki, dan Bagus berangkat ke Tanjung Pandan. Di perjalanan, sempat terjadi insiden helm terbang di sekitar Air Selumar hahaha. Saya masih ngakak kalo inget kejadian ini. Saking ngebutnya di Bagus, helm yang dia pakai terbang dan menggelinding entah ke mana. Akbar menghentikan motor dan kami membantu Bagus-Kiki mencari helm Sonic the Hedgehog yang hilang. Helm itu akhirnya berhasil saya temukan di .... kubangan air. Begitu helm saya ambil, air mengucur deras dari dalam helm. Bagus speechless. Kami bertiga ngakak. Bagus jelas ogah pake helm basah yang habis jatuh di air kotor. Kalau mau balik ke Munsang juga udah jauh. Nekat, kami mau pinjem helm dari warga sekitar daerah ini. Kami berhenti di sebuah warung dan beli bensin eceran. Saat bertemu bapak pemilik warung, Bagus memperkenalkan diri kemudian menjelaskan secara singkat dan minta tolong buat pinjem helm. Gini deh, sebelumnya belum pernah kenal, terus tetiba pinjem helm. Tapi dasarnya orang Belitong emang baik-baik, si bapak berbaik hati meminjamkan helmnya. Beliau bahkan berkata, “Oh kalian yang di rumah Pak Sap ya?”. “Iya pak, kami tinggal di rumah Pak Sapar. Bapak kenal?” “Saya ngga kenal, cuma dengar-dengar aja.” Meskipun beda desa, berita tentang KKN kami terdengar sampai sini loh.



rumah adat Belitong. saya ngga sempat ke sini :(

Thursday, October 25, 2012

Kolase #33 : 12 Agustus 2012. Menuju Timur!


Hari ini kami foto keluarga Munsang dan ke belahan lain Pulau Belitung, yaitu Belitung Timur (Beltim), mantan daerahnya Ahok. Kali ini kami mengajak beberapa pemuda Sungai Padang untuk turut serta. Bermodalkan dua mobil pinjaman dari Pelindo dan satu bus pinjaman dari Pemkab, berangkatlah kami ke Beltim. Boi, Beltim itu jauh. Butuh empat jam untuk sampai ke sana.

:')

Destinasi pertama adalah Bendungan Pice. Konon tempat ini jadi salah satu lokasi syuting film Sang Pemimpi. Saya bukan penggemar berat tetralogi Laskar Pelangi maupun kedua filmnya, jadi awalnya sempat bingung kenapa kita harus jauh-jauh berkendara untuk lihat bendungan. 

sejauh mata memandang
Alfan nyeburin anak orang -___-


Destinasi selanjutnya adalah rumah Bu Muslimah, guru para bocah-bocah Laskar Pelangi. Tadinya kami tidak berencana ke sini, tapi saat sholat dzuhur kami secara kebetulan bertemu kakak Bu Muslimah dan tetiba diputuskan untuk mengunjungi beliau. Beliau orangnya bersahaja dan ramah. Beliau juga mengutarakan kebanggaannya pada Andrea Hirata.

Kolase #32 : 11 Agustus 2012. Bukit Belitong.


            Sore ini, unit kami (minus Alfan yang lagi sakit) diajak berbuka puasa bersama mitra kami, PT Pelindo (Pelabuhan Indonesia). GM (General Manager) Pelindo Tanjung Pandan adalah alumni FEB UGM, namanya Pak Iqbal. Beliau banyak membantu dan mendukung kami selama di sini. Kali ini, kami diajak ke Bukit Paremon (tadinya saya pikir Paramount hahaha). Saya jelas excited. Ternyata Belitong tak melulu ke pantai J.

Pak GM Pelindo
Bermodalkan mobil pinjaman Pak Kades, kami menemui rombongan Pelindo di daerah Air Selumar. Kemudian, kami menuju Bukit Paremon yang masih berada di wilayah itu. Pak Iqbal ternyata juga mengajak juru kunci Bukit Paremon. Tampilan beliau ranger sejati, boi! Begitu keluar mobil, saya kaget. Ternyata bukit ini ya beneran bukit. Hutannya lebat dan harus melewati jalan setapak. Pantas Pak GM bawa juru kunci.

ngga di pantai, ngga di hutan, tetep aja ada granit raksasa

lupa namanya pohon apa. macam redwood  gitu, tinggi :O

Kolase #31 : 10 Agustus 2012. Lagi? Lagi!


Setelah menyelesaikan semua program yang kami buat, hari-hari yang tersisa di Belitong saya nikmati habis-habisan. Bersama dengan Kiki, kami ngebut menyicil berkas-berkas administratif. Di sore yang selo ini, saya menemani Kiki yang belum pernah ke Tanjung Tinggi. Saya sih ayo-ayo aja. Meskipun pengalaman bareng Diba kemarin itu seru, tapi pulangnya agak keder juga soalnya jalanan gelap tanpa penerangan cukup. Cewek-cewek naik motor malem-malem melewati jalanan yang gelap dan kadang cuma ada pepohonan di kiri-kanan. Serem.
Berbekal tripod Zidan, kami berdua cari motor pinjaman ke rumah Dona, bocah yang sering main ke pondokan. Kami baru pertama kali bertemu ibunya, tapi beliau dengan baiknya meminjami kami motor dan mengisi bensinnya dulu. Full. :’). Motor yang kami dapat adalah motor kopling. Untungnya Kiki yang serba bisa ini juga bisa nyetir motor kopling *peluk*. Kami berangkat udah kesorean, jadi tujuan satu-satunya adalah Pantai Laskar Pelangi. Untung banget dah bawa tripod hahaha.


Kolase #30 : 9 Agustus 2012. Tanjung Tinggi Bukan Cuma Mimpi.

Pagi-pagi, saya dan Bagus menjadi salah satu personel perogram penyuluhan wirausaha di SMP N 4 Sijuk. Program ini merupakan program terakhir kami di sekolah ini. Selain saya dan Bagus ada pula Diba, Bryan, Pulung, Esti, Radit, dan Fitri. Sasaran kami adalah para siswa kelas IX. Intinya sih mereka kami ajak berimajinasi. Kami menampilkan foto-foto Tanjung Tinggi, Pulau Lengkuas, Batu Bedhil, serta Danau Kaolin. Lalu kami bertanya, “Kalau kalian punya uang, mau kalian apakan tempat-tempat ini?” Misalnya, seorang siswa ada yang menulis “saya ingin di Batu Bhedil itu menjadi tempat wisata yang dikenal semua orang, ada hotel, ada permainan, kebun binatang, ada tempat makan.” Saat saya melihat papan cita-cita di belakang kelas, ada empat carik kertas bertuliskan “wirausaha”. Setidaknya ada empat anak yang memang sudah berkeinginan menjadi wirausaha. Semoga tercapai ya J



Nah karena satu-satunya agenda program sudah kelar, saya pun nongkrong di basecamp. Biasa, temu kangen sama Diba hahaha. Saya sengaja ngga balik ke Munsang karena sore nanti subunit Soyek mau ke Batu Bedhil untuk pasang plang. Saya jelas tertarik bantuin karena belum pernah ke pantai ini hahaha. Diba juga nunggu sore untuk ikutan. Nah, di tengah keseloan ini, tetiba terlintas ide. Criiiing! Ke Tanjung Tinggi yuk!

Kolase #29 : 8 Agustus 2012. Lari ke Pantai, Belok ke Hutan.

Saya dan Zidan lagi-lagi nge-bolang. Destinasi pertama adalah pelabuhan Munsang. Tadinya kami ingin mendokumentasikan proses pembuatan belacan (terasi), namun gagal karena rupanya tidak ada warga yang sedang membuatnya. Kami pun belok ke kulong (tambang timah) yang tidak jauh dari pelabuhan. Lokasinya masuk ke dalam hutan dan jalan setapaknya sempit, hanya cukup untuk satu motor. Beruntung, saat itu sedang ada aktivitas penambangan di lokasi ini. Wah, ini pertama kalinya saya ke tambang timah yang masih aktif. Kulong ini luas sekali (lebih luas daripada kampus FEB UGM biar bisa ngebayangin). Pokoknya sejauh mata memandang cuma ada gundukan tanah dan lubang-lubang yang sedang disemprot air. Di sini kami bertemu dengan Bang Kohel. Istilahnya beliau lah bos di tambang ini. Setelah meminta izin untuk merekam kegiatan tambang, saya pun mewawancarai Bang Kohel. Wawancaranya bisa dilihat di sini  mulai 06:50.


tambang timah
Bang Kohel

Kolase #28 : 6-7 Agustus 2012. Munsang Open (2).


Setelah sempat tertunda karena expo, Munsang Open dilanjutkan lagi. Selamat bagi para pemenang! Semoga kalo kerja bakti bisa kumpul rame-rame kaya gini lagi J



Love,



Monday, October 22, 2012

Kolase #27 : 5 Agustus 2012. Expo Sungai Padang (2).


Expo hari kedua!
Hari ini agak selo karena agenda utama cuma jaga stand. Kami bekerja sama dengan SMAN 1 Tanjung Pandan yang sedang mengadakan pembukaan reuni emas mereka di tempat yang sama.

Tanjung Pendam pagi hari
Patrick!
keisengan Diba

Wednesday, October 17, 2012

Kolase #26 : 4 Agustus 2012. Expo Sungai Padang (1).


Akhirnya tiba juga hari di mana kami menggelar acara akbar bertajuk Expo Hasil Desa Sungai Padang 2012. Ini satu-satunya acara yang kami lakukan di luar desa. Teman-teman PJ banting tulang bolak-balik ke Tanjung Pandan dan Tanjung Pendam untuk mengurus segala izin dan tetek bengek lainnya.
Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan hasil desa dari Sungai Padang, seperti belacan (terasi) dan anyaman mangkuang (sejenis pandan dan lais). Tak lupa kami juga mempromosikan Pulau Limaujering dan Pantai Batu Bedhil. Sari kelapa dan Virgin Coconut Oil (VCO) yang sedang kami kembangkan juga terpajang di display.
Lokasi expo ini adalah kawasan wisata Pantai Tanjung Pendam. Area ini terletak di ibu kota Belitung, Tanjung Pandan. Biasanya tempat ini ramai dikunjungi masyarakat yang berjalan-jalan sore, ngabuburit, atawa menikmati sunset. Kalau di Munsang ngga ada warung makan, di tempat ini mereka bertebaran. Kawasan ini sudah punya pengelola sendiri dan memang diarahkan menjadi tempat hiburan serba guna, bahkan ada panggung hiburannya juga. Di bagian timur terdapat deretan toko kerajinan khas Belitung, yakni segala kerajinan olahan hewan laut. Harganya berkisar 20.000 sampai ratusan ribu rupiah. Selain itu mereka juga menjual batu satam (batu khas Belitung) dalam bentuk mentahnya maupun yang sudah menjadi perhiasan seperti cincin dan anting. Kalau mau membeli perhiasan batu satam ini, harus merogoh kocek mulai dari Rp200.000.



Kolase #25 : 3 Agustus 2012. Munsang Open (1).


Malam ini kami berhasil mengumpulkan para lelaki Dusun Munsang. Lomba gaple dan bulu tangkis yang kami selenggarakan berhasil menarik minat mereka. Beberapa cowok unit juga turut berpartisipasi sebagai peserta. Dari awal saya udah yakin mereka bakal ditaklukkan oleh warga dengan mudah, wong warga sini jago olah raga hahaha.


papan skor

Radit - Bagus yang dengan ajaibnya mengalahkan Bryan - Lucky

Besok kami akan menyelenggarakan expo hasil desa di Tanjung Pendam. Semoga lancar J


Love,



Kolase #24 : 2 Agustus 2012. Explore!


Berhubung saya tidak ada stok foto pada tanggal ini, maka saya menampilkan foto-foto yang diambil Zidan saat membuat video pariwisata di keramba Pak Mingket, gosong pasir, dan Pulau Mulutan. Sayang saya ngga ikut LEnjoy!



ikan-ikan di keramba Pak Mingket

Pulung - Wikan - Ucha - Dian - Diba - Lucky - Soyek

gosong pasir ini hanya bisa terlihat saat air laut surut. Soyek ala Baywatch :p

Pulau Mulutan dari kejauhan

perahu milik pak kades


Love,



Kolase #23 : 30 Juli 2012. Batu Bedhil.


Setelah kemarin saya menyapa lautan, hari ini saya cuma di pondokan mengerjakan papan SD. Sementara personil geng Munsang yang lain mengerjakan gapura dan mengurusi keperluan pameran Desa Sungai Padang tanggal 4-5 Agustus di Tanjung Pendam. Nah, biar tetap seru, kali ini saya akan memperkenalkan salah satu pantai di Sungai Padang. Perkenalkan, pantai Batu Bedhil J
 

Pantai ini disebut Batu Bedhil karena sering terdengar suara ledakan meriam dari pantai ini. Entah suara itu dari mana, tapi menurut legenda, suara itu merupakan suatu isyarat dari penunggu tempat ini. Silakan percaya atau tidak hehe. 
Untuk sampai ke pantai ini, harus melewati jembatan Sungai Padang lalu menyusuri jalan setapak yang menawarkan pemandangan area bekas tambang timah dan membelah hutan selama 15 menit. Seperti yang terlihat di foto, pantai ini dikaruniai bebatuan besar yang bikin penasaran, gimana caranya mereka bisa sampai sini? Batu-batu inilah yang menjadi daya tarik utama Batu Bedhil. Pantainya memang berpasir putih, tapi tidak begitu luas. Meski begitu, pantai ini dilindungi jajaran batu raksasa, jadi bisa berenang dengan leluasa tanpa perlu mengkhawatirkan terseret ombak. Sambil berenang, kita bisa melihat dua pulau yang tidak jauh dari pantai. Ya tapi kalo mau ke sana harus naik kapal juga hahaha.

Kolase #22 : 29 Juli 2012. Ngayau ke Pulau!

Hello again, the sea!
Hari ini ada dua agenda utama, yakni membangun gapura dan pembuatan video ke Pulau Limaujering. Agenda kedua jelas lebih ditunggu-tunggu hahaha, tapi pembangunan gapura sempat bikin ketar-ketir juga. Bayangkan, tadinya kami mau membangun gapura di lokasi yang kurang lebih 10 menit dari Munsang. Boi, itu jauh. Banget. Ngga bisa dibayangin lah gimana harus cari pick up buat angkut-angkut material. Untungnya, lokasi pindah ke depan gardu ronda Munsang, jalan kaki lima menit dari pondokan juga udah sampe. Selain itu, kami punya waktu tiga hari untuk merampungkan gapura. Kenapa buru-buru? Karena Gubernur Bangka Belitung mau datang ke Sungai Padang untuk safari ramadhan. Oh boi.
Pagi-pagi, kami ke lokasi dan bertemu tiga orang warga yang akan melakukan pembangunan gapura. Kami segera membersihkan rumpu-rumput liar yang ada di sekitar lokasi. Warga setempat kemudian membakar tumbuhan di sekitar lokasi. Mereka memang masih memakai cara ini untuk membersihkan lahan. Saya pernah liat ada lahan gosong di hutan. Ya, itu calon lahan kelapa sawit. Heran juga sih, kenapa pepohonan di area itu harus dibakar? Kalo ditebang kan setidaknya kayunya bisa dijual. Efisiensi waktu kali ya. Saya juga tidak sempat bertanya. Kembali ke gapura, warga banyak memberi kami material. Kayu dan batu kami dapatkan secara cuma-cuma. Aaaa baiknya J.  
Menjelang siang, saya dan Zidan pamit karena sudah janjian dengan Pak Buan yang akan mengantar kami ke Pulau Limaujering. Kami akan membuat video tentang keadaan alam di Munsang. Pulau ini adalah salah satu tempat tujuan wisata warga setempat di saat libur, terutama saat Idul Fitri. Sebelumnya kami memang pernah berniat ke pulau ini beberapa hari yang lalu, saat melihat penanaman rumput laut. Sayangnya air laut sedang pasang, jadi kami gagal merapat. Beruntungnya, siang itu air laut surut, jadi kami bisa merapat yaaay. Rombongan kami terdiri dari saya, Zidan, Diba, Pulung, Theo, Agil (putra sulung Babe Sapar), dan Doni (sepupu Agil). Kedua putri Pak Buan juga ikut serta.
How was it? Beautiful! Serasa punya pulau pribadi. Pulau ini seakan punya dua bagian, yakni hutan dan pantai pasir putih yang cantik. Bisa dibilang, bagian besar dan kecil pulau ini dihubungkan oleh jembatan pasir putih. Di sepanjang pantai bisa ditemukan banyak kerang yang cantik. Kalian juga bisa berenang santai di pulau ini tanpa harus khawatir terseret arus. Saya dan Diba udah pose cantik dengan latar belakang pohon dan pantai pasir putih. Sayang, musibah melanda saat transfer data memory card ke laptop. Entah kenapa memory card saya jadi ngga bisa dibaca. Untung file dokumentasi hari sebelumnya sudah dipindah dengan aman, tapi foto-foto yang saya ambil di pulau ini tidak selamat. Sedih. Banget.
Untung kamera Zidan menangkap momen-momen kami di pulau ini. Here they are!

Pulau Limaujering mulai terlihat
our private island (for a while)